Selasa, 01 November 2011

LAGU YANG NGAK ADA UJUNGNYA

Benar kata seseorang kalau anak sudah mendapat hal yang menarik buat dirinya pasti diulang-ulangi. Begitu juga dengan kejadian yang satu ini.

Alkisah ada seorang anak, yang "sedikit aktif" dan agak pelupa, diajarkan oleh gurunya di sekolah sebuah lagu perjuangan. Karena lagu itu menarik hatinya sepulang sekolah, pada saat mandi, dan setiap aktivitasnya selalu menyanyikan lagu itu.

Pada suatu ketika temannya berulang tahun dan ia diundang pada acara tersebut. Karena teman baiknya yang berulang tahun, dia maju ke depan untuk memberikan suatu yang dia bisa.
Ucok : "Untuk temanku yang sedang berulang tahun, aku ucapkan Seelamat Ulanng Tahunn. Kareena hari ini adalah
            hari spesialnya aku mau menyanyi dari lagu yang aku peelajari di seekolahh." (dengan logat bahasa yang khas)

Semua orang pada acara itu memberikan tepuk tangan yang meriah. Tibalah anak itu menyanyi dengan suara lantang
Ucok : "Maju tak gen...tarrr... Membela yang benarrr... Maju tak gen..tarr hak kita diseraang..."
(teman-temannya agak terkesima apalagi ketika bagian r diucapkan seperti ada yang bergetar)

Ucok : "Maju se...rentakk... Me...ngusir pe...nyerang.. Maju se...rentak... Ten...tu kita me...nangg".
Karena terlalu semangat penyakit lupanya mulai kambuh, yang dia ingat cuma musiknya tapi syairnya sudah lupa.
Tak mau mempermalukan temannya dia ulangi lagi dari awal.

Sampai sepuluh kali lagu itu diulang-ulang sepertinya lagu yang ngak ada ujungnya, dan hal itu membuat teman-temannya sudah mulai bosan dan kesal. Teman-temannya sudah memberi isyarat agar dia turun dan tidak melanjutkan lagunya. Tapi memang lagunya belum selesai ia terus menyanyi untuk ke sebelas kalinya sampai dia ingat bagian akhirnya.

Keadaan sudah mulai ricuh. Beberapa anak mengambil sandalnya dan melepari supaya dia turun. Karena temannya sudah melempari dengan sandal, pada bagian akhir lagunya dia ubah.
Ucok : "Tak ke...na, tak ke...na (yang seharusnya: Bergerak bergerak)
            Tak ke...na, tak ke...na (yang seharusnya: Serentak serentak)
            Tak ke...na, tak ke...na, kena...a" (yang seharusnya: Menerkam menerjang terjang)

Karena tidak ada sendal yang mengenainya, membuat semakin banyak melempari supaya dia selesai menyanyi.
Ucok : "Tak ke...na, tak ke...na (yang seharusnya: Tak gentar tak gentar)
            Tak ke...na, tak ke...na (yang seharusnya: Menyerang menyerang)

Akhirnya sebuah sendal tepat mengenai mukanya dan pada akhir lagunya dia menyanyi...
Ucok : "Aduh ma...! Bang Ucok kena...a" (yang seharusnya: Majulah, majulah menang)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar