Minggu, 12 Februari 2012

KEHILANGAN IMAN

Gambar: Ilustrasi
Mark Twain adalah seorang sastrawan Amerika yang terkenal. Pada suatu hari ia menyatakan cintanya kepada Olivia Langdon, seorang wanita Kristen saleh, yang dibesarkan dalam satu keluarga Kristen yang kokoh.

Meski Mark Twain rupa-rupanya terkesan melihat cara hidup istrinya, namun ia tidak percaya dan tidak menerima Yesus sebagai Juruselamatnya. Meskipun demikian, di tahun-tahun pertama pernikahan mereka, Mark Twain bisa mengucapkan doa berkat di meja makan serta memimpin seluruh keluarga dalam ibadah bersama. Tetapi hal semacam ini tidak bertahan lama, sebab lambat laun kehidupan Mark Twain yang jauh dari Tuhan mulai menunjukkan pengaruhnya di dalam rumah tangga ini.

Akibatnya si istri yang tadinya penuh kesungguhan dalam berbakti kepada Tuhan, lambat laun menjadi luntur juga imannya. Kemudian, ketika keluarga ini berkali-kali ditimpa kesukaran hidup, Mark Twain berkata kepada istrinya : ”Livy, apabila engkau merasa bahwa berdoa dan membaca Alkitab dapat memberikan penghiburan di dalam dirimu, aku sama sekali tidak keberatan engkau melakukannya.” Tetapi istrinya berkata: “Suamiku, sekarang aku sudah tidak bisa lagi berdoa dan membaca Alkitab. Oleh karena aku sudah benar-benar kehilangan imanku kepada Tuhan."

Alkitab tidak mendukung pernikahan dua orang yang berbeda kepercayaannya. II Korintus 6:14-15 “Janganlah kamu merupakan pasangan yang tidak seimbang dengan orang-orang yang tak percaya. Sebab persamaan apakah terdapat antara kebenaran dan kedurhakaan? Atau bagaimanakah terang dapat bersatu dengan gelap?
Persamaan apakah yang terdapat antara Kristus dan Belial? Apakah bagian bersama orang-orang percaya dengan orang-orang tak percaya?”


Dikutip dari buku Embun Surgawi, Pdt. Ishak Sugianto

Tidak ada komentar:

Posting Komentar